“Dunia memang aneh...!!!” (gumam Pak Ustadz suatu hari.)
“Apanya yang aneh ustadz...???” (tanya Arif penasaran.)
“Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi
terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu
yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang
dan kurang ajar malah menjadi
pemandangan biasa...!!!” (kata Pak Ustadz.) “Coba antum rasakan sendiri,
nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang
antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan
kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami...!!!” (lanjut Pak
Ustadz.)
Tanpa banyak tanya, Arif melakukan apa yang
diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, Arif bersiap dengan
mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menuju masjid yang
berjarak sekitar 100m dari rumah. Belum setengah perjalanan, Arif
berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan² sore sambil
menyuapi anaknya...!!!
“Aduh, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih...???” (tanya ibu muda itu.)
Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal,
tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu
yang lain rasanya, “Kenapa orang yang hendak pergi ke Masjid dengan
pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin...???” Kenapa
justru orang yang jalan² dan ngasih makan anaknya ditengah jalan,
ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa² saja...??? Kenapa orang
ke Masjid dianggap aneh...???”
Orang yang pergi ke Masjid akan terasa “aneh” ketika orang² lain justru tengah asyik nonton sinetron.
Orang ke Masjid akan terasa “aneh” ketika melalui kerumunan orang² yang
sedang ngobrol dipinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi
suara panggilan adzan.
Orang ke Masjid terasa “aneh” ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan.
Ketika hal itu arif ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum,
“Kamu akan banyak menjumpai “keanehan²” lain disekitarmu...!!!” (kata
Pak Ustadz.)
“Keanehan²” disekitar kita...???
Cobalah
ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunnah dhuha, pasti
akan nampak “aneh” ditengah orang² yang sibuk sarapan, baca koran dan
ngobrol.
Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu,
akan terasa “aneh”, karena masjid masih kosong melompong, akan terasa
aneh ditengah² sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir
waktu.
Cobalah berdzikir atau tadabur al qur’an ba’da shalat,
akan terasa aneh ditengah² orang yang tidur mendengkur setelah atau
sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus
dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman. Orang yang mau shalat
malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya,
yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat...!!! Aneh bukan...???
Cobalah shalat jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena Masjid masih
kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang
selesai.
Cobalah antum kirim artikel atau tulisan yang berisi
nasehat, akan terasa aneh ditengah² kiriman artikel yang berisi humor,
plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test,
test saja.
Terasa aneh jika kita ada saudara kita memakai
Jilbab lebar dikatakan aliran sesat dan budaya arab kampungan ditengah
wanita yg berpakaian mini dan tubuh atas bawah dan tengah yang terlihat
jelas tapi dianggap modern dan trendi masa kini.
Dan masih
banyak keanehan² lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang
“aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’at dan tata
nilai serta norma yang benar.
Jangan takut “ditumbenin” ketika
kita pergi ke Masjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar
yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31)
Jangan takut
dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu
yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul gak karuan.
Jangan takut dikatakan “sok rajin” ketika kita shalat tepat pada
waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan
waktunya terhadap orang² beriman.
Maka apa bila kamu Telah
menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apa bila kamu Telah merasa aman,
Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). "Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang² yang beriman...!!!"
(Annisaa:103).
Jangan takut untuk shalat jum’at di shaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah.
Hai orang² beriman, apa bila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at,
Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli (1475), yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
(AlJumu’ah:9)
Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits
atau ayat² al qur’an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab
kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan
kepada kebenaran adalah sebaik² perkataan.
*Siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ”Sesungguhnya Aku termasuk
orang² yang menyerah diri...???” (Fusshilat:33)
Jangan takut jika artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita.
Kalau
sekali kita menyampaikan, sekali kirim artikel lantas semua orang
mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita.
Jangan malu menulis status di FB yang berisi tausiyah, tentang
kebenaran, ilmu yang bermanfaat, jika memang hal itu bertujuan untuk
kebaikan.
Kalau nulis status tentang keluh kesah, marah², humor
setiap hari kita bisa kenapa kita mesti risih dan harus berpikir
ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat dan saling
mengingatkan demi kebaikan, aneh nggak sih...???
Jangan malu
dibilang sok alim ketika engkau memakai pakaian takwa yang menutup
aurat, bukankah yang seharusnya malu adalah mereka yang mempertontonkan
aurat mereka.
Jangan malu dibilang gak laku, karena kau tidak
punya pacar, bukankah pacaran itu hukumnya haram. Yang seharusnya malu
adalah mereka yang hobi melakukan zina dan perbuatan asusila.
Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, sok alim, lha
wong itu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat...!!!”
Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun
sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat
yang mewah sekalipun.
Lakukan “keanehan-keanehan” yang sesuai
dengan syari’at. Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an
& Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya
bacaan vulgar dan tak bermoral...
Lagi pula kenapa kita harus
takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”, jika memang keanehan²
menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita.
Lebih baik dikira aneh oleh manusia daripada aneh menurut Allah, bener gak...???
Berbanggalah Menjadi GHUROBA (orang asing atau aneh) dimana kebaikan
menjadi aneh dan kejahatan atau kemaksiatan menjadi hal biasa.
Pengirim Sahabat KC.C.L.M.dtmt ⇉ Semut Penyerang.
◦♡◦ ‘‘ѕαĻαм мαηιѕ вυαт γαηφ вαςα’’ ◦♡◦
╔═══════════════╗
╠ Semoga Bermanfaat...
╚═══════════════╝
0 komentar:
Posting Komentar