Di bawah langit merah muda yang perkasa
Di bawah pohon akasia yang menyapa
Seberkas cahaya membuat aksara bergejolak membuta
Membuat getaran yang seakan robek dada hampa
Hingga hipnotis setiap kata yang berani bercerita
Lantunan syair seakan bergema memecah hening pagi itu
Dalam jelmaan angin dingin, benak ini terasa pilu
Teringat sosok bayang lembut yang datang dikala pagi
tersipu
Hingga senyum malu-malu terasa lupa dan membisu
Sentuhan lembut jemari dari pemilik harapan akhirnya
datang
Mengusik kesendirian yang tertatih luka dan terbiasa
kosong
Kini, kehadiranmu menjadi lentera penerang dalam gelap
Menuntun raga fana laksana nahkoda terhebat dunia
Kamu, aku adalah dua masa yang bertemu di bawah langit
waktu
Mengukir cerita dalam ungkapan cerita sederhana
Melewati retme detik yang mulai cemburu
Melukis kebersamaan dalam pribahasa sempurna
Melengkapi jiwa-jiwa yang dulu hanya sendiri
Bersama dirimu adalah kesempurnaan
Aku, kamu adalah satu
Satu kenangan dalam bait cerita waktu
Bengkulu, 5 Oktober 2016
0 komentar:
Posting Komentar