Agroindustri hingga
saat ini masih menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam menggerakkan
roda perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini yang pada akhirnya memposisikan
agroindustri sebagai sumber devisa negara di sektor non-migas. Peranan
agroindustri tidak kalah pentingnya jika dibandingkan tunjangan energi yang
harus ditanggung oleh suatu negara. Artinya, agroindustri tidak pernah lepas
dari sisi-sisi kehidupan bangsa indonesia sehari-harinya.
Topik terhangat
sekarang adalah Asean Economic Community (AEC) yang merupakan program
kerjasama negara-negara Asean, termasuk Indonesia, di bidang ekonomi. Jika
Asean Economic Community berhasil dijalankan, maka negara-negara Asean akan
memiliki jangkauan pasar yang lebih luas. Arus ekspor-impor barang dan jasa
maupun inverstasi antar negara ASEAN akan lebih terbuka, sementara tarif dan
non-tarif sudah tidak diberlakukan lagi. Dengan diberikannya kemudahan untuk bertransaksi
antar negara di Asia Tenggara, sebagai konsumen, kita akan mempunyai lebih
banyak pilihan produk-produk berkualitas yang berasal dari kesembilan negara
Asean. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana produsen lokal
Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara Asean tersebut. Keterbukaan pasar
ini akan membawa dampak positif jika kita mampu menghasilkan produk berkualitas
yang menembus pasar Asean. Namun, jika pada kenyataannya masyarakat Indonesia
cenderung menjadi konsumen, tentu hal tersebut tidak akan membawa dampak
positif bagi perekonomian negara kita. Terutama mengingat Indonesia memiliki
jumlah masyarakat yang terbesar di antara negara-negara ASEAN lainnya.
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
PRESENT
PRESENT

"Mengambil Peran Strategis
Agroindustri Dalam Melaksanakan Asean Economic Community"
Kamis, 30 April 2015
di RUANG RAPAT UTAMA REKTORAT
UNIVERSITAS BENGKULU
PUKUL : 08.00 WIB s/d Selesai
Seminar Nasional ini akan dihadari oleh perguruan-perguruan tinggi yang
tergabung di dalam FORAGRIN dan juga dihadiri oleh teman-teman mahasiswa dari Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Indonesia, dan Universitas
Negeri Jember. Sekitar 13 perguruan tinggi yang akan datang ke Bumi Rafflesia
dan menghadiri SEMINAR NASIONAL yang diadakan di UNIVERSITAS BENGKULU ini.

Selain melaksanakan
SEMINAR NASIONAL, juga diadakan agenda TEKAD FORAGRIN 2015 atau yang biasa
sering disebut
“ TEMU KADER FORUM AGROINDUSTRI INDONESIA”
Sekilas tentang
FORAGRIN :
FORAGRIN adalah
Suatu Organisasi Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian yang didirikan tanggal
6 April 2008 di Universitas Brawijaya Malang. Pada awalnya merupakan hanya
suatu perkumpulan antar sesama departemen Teknologi Industri Pertanian
(TIN/TIP). Pada tahun 2006 mahasiswa yang terdiri dari beberapa universitas
yang ada di Indonesia yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Brawijaya, dan Universitas Trunojoyo.
Keanggotaan FORAGRIN adalah seluruh
mahasiswa Teknologi Industri Pertanian di Indonesia, sampai saat ini anggotanya
meliputi:
·
Universitas Bengkulu
·
Universitas Gadjah Mada
·
Institut Pertanian
Bogor
·
Universitas Brawijaya
·
Universitas Trunojoyo
Madura
·
Universitas Lambung
Mangkurat
·
Universitas Udayana
·
Universitas Pendidikan
Indonesia
·
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
TEMU KADER
FORAGRIN merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh FORAGRIN sebagai sebuah
agenda silatuhmi dan sebagai ajang untuk berkumpul bersama dan mengeluarkan
gagasan-gagasan super dalam berkontribusi untuk kemajuan bidang agroindustri di
Indonesia.
Tahun ini dengan tema “ Jalin Silaturahmi Berikan
Kontribusi Untuk Negeri”, TEKAD FORAGRIN dilaksanakan di Bumi Rafflesia,
Universitas Bengkulu.
#Bersama Untuk Indonesia Lebih Baik
0 komentar:
Posting Komentar